Achmad Mardiansyah's Journal

Manage your knowledge by writing it

Archive for the ‘distro linux’ tag

Kelebihan dan kekurangan distro linux xyz, dukungan komunitas

with 2 comments

pada suatu milis ada yang nanya:

saya mau tanya pendapat kawan2 tentang Apa sih fitur, layanan, keunggulan & kekurangan distro xyz? mau milih distro ceritanya?

tanggapan saya, sebenernya kalo dasar unixnya udah bagus dan ngerti konsep, mau pake distro apa aja ngak masalah. mo pake linux, solaris, BSD, sama aja. karena yang bikin bagus performance server adalah adminnya, bukan distronya. meskipun udah dikasih solaris, tapi adminnya ngak ngerti ya repot juga. inilah yang biasanya jadi problem, orang dengan dasar UNIXnya rapuh kuat, sehingga susah beradaptasi dengan environment baru.

Comment: Jangan salah pak, dukungan komunitas dan vendor merupakan hal yang harus dipertimbangkan. Karena dukungan komunitas berpengaruh pada pengembangan distro dan layanan support.

maksudnya pemilihan distro tergantung dari komunitas dan vendor?
pengalaman pribadi, ini tergantung implementasi juga. ini pandangan dari perspektif sysadmin (server point of view).

kalo dipake untuk komersial misal pada perusahaan telco, si perusahaan tersebut memang beli support professional langsung dari si pembuat distronya, misal redhat/novell. jadi mereka memilih distro karena ada professional support disana, yang ada SLA misal “perusahaan support harus merespon kurang dari 1 jam jika ada problem emergency”. perusahaan memilih ini karena susah kalo cuman ngandelin dari milis doang. terutama jika sudah sampe problem yang dalam banget misal: error yang terkait dengan kernel, database, SS#7, driver.

kalo pada implementasi pada perusahaan yang “serah lu dah, yang penting minim budget” pemilihan distro tergantung dari yang dikuasai admin.

Lagipula, yang di omongin dimilis2 kan bukan pada level kernel. 99.99% topik adalah ngomongin tentang aplikasi: apache, mysql, php, iptables, kannel, ssh, dll. Nah, kalo anda udah ngerti konsep unix, beserta aplikasi diatas, maka ngak masalah mo pake distro apa aja. meski anda pake slackware tapi nongkrong di milis ubuntu juga g masalah karena kernel yang dipake adalah kernel linux.

Saya ambil contoh real, ada seorang sysadmin udah bisa install & config macem2 pada mesin yang berbasis linux. trus disuruh manage linux server juga tapi yang environmentnya rada beda dikit doang. si admin rada kebingungan dengan mesin baru tersebut. elidik punya selidik, itu karena ternyata dia ngak ngerti konsep PATH. hahaha…

contoh real lagi tentang dukungan komunitas, saya pernah nanya di sebuah milis linux di indonesia, tentang mencari tahu posisi network interface tanpa reboot, dimana servernya nun jauh disana. namun, apa yang saya dapat? bukannya langsung dikasih tentang solusinya, tapi yang ada malah OOT, ngalor-ngidul: pentingnya dokumentasi, disaster reovery, dll yang sama sekali ngak nge-solve problem. hehehe 😛 bukannya meremehkan komunitas, tapi hanya memberikan sebuah perspektif jika anda mengandalkan komunitas.

Karena itulah saya katakan, baguskan dahulu basicnya. karena kalo udah ngurusin server, bisa bermacam2 environmentnya. kalo dasarnya udah bagus, pake apa aja okeh

kalo pandangan dari desktop user, saya serahkan kepada yang lain aja.

salam,

kenalan dengan Archlinux…

with 2 comments


well, akhirnya setelah ngubek2 internet & tanya sana-sini untuk memilih distro linux i686, saya memutuskan untuk memilih distro archlinux sebuah distro yang di optimasi untuk mesin i686.

sedikit cerita:
distro ini emang tidak banyak orang yang tahu, distrowatch juga ngak menampilkannya di halaman depan. user distro ini kebanyakan orang2 eropa, terlihat dari kontributor wiki-nya. ketika download: tersedia images untuk architecture 64 bit dan 32 bit (awas, jangan salah download).
untuk CPU, karena di optimasi untuk i686, maka syarat minimum hardware adalah pentium 2.
RAM 256MB udah cukup kok, pilihan optimasi ini menurut saya sangat tepat karena sebagian besar komputer di dunia adalah keluarga i686. spek komputer saat instalasi: pentium3 1GHz, 256MB RAM, harddisk SCSI 18GB.

infomasi dari website distro mengakatan bahwa archlinux bukan ditujukan untuk pemula linux, karena minimnya tools konfigurasi. yahh… seperti slackware gitu deh…
but, buat saya, hal tersebut justru cocok untuk para pemula, karena mereka langsung belajar “daleman“-nya linux. kalo cuman pake tools mah, anak kecil juga bisa kalee…

ok, lanjut lagi…
process instalasi menggunakan text mode, so mirip dengan slackware. eh ngak juga, ini lebih manual lagi. lama waktu instalasi sekitar 25 menit (1 CDROM).
yang lama ya konfigurasinya itu, kemudian initrdnya. initrd sih dikerjakan otomatis oleh installernya, cuman makan waktu rada lama.
distro ini sangat minimalis, hanya menyertakan program2 penting aja.
hampir semua daemon & utilities untuk server udh tersedia.
so, memang sangat cocok dgn kebutuhan saya, yaitu membuat server internet/intranet.

selese instalasi, ada sedikit problem: kernel panic.
setelah di trobleshoot, itu ada beberapa modul initrd yang tidak di masukkan. dimana modul ini adalah penting untuk mengakses hardware.
so, saya ganti default bootnya menjadi “archlinux failsafe” dari menu GRUB. beres deh…
kernelnya seeh sama aja dengan yang bermasalah sebelumnya, cuman initrdnya beda.
yang failsafe lebih besar ukurannya.

untuk hardware detection, archlinux juga yahuud. semua hardware terpasang bisa didetect dengan baik.

pasca instalasi, distro ini udah secure by default. service ssh dan lainnya harus di aktifkan manual.
kemudian secara default, /etc/hosts.deny udah terisi ALL:ALL.
so, kalo mau mesinnya bisa diremote via ssh dari luar, /etc/hosts.deny kudu di modif.
ini yang bikin para newbie panik. kok mesin archlinuxnya ngak bisa diakses sama sekali yah?
ngak taunya karena masih DENY ALL. hehehehe

slackware adalah distro yang sudah saya pake cukup lama. gentoo pun pernah sempat di icip-icip.
saya rasa archlinux adalah gabungan keduanya.
sederhana seperti slackware, dan punya package management seperti gentoo. suatu paduan yang manTEB!!

untuk konfigurasi, archlinux lebih simple lagi (lebih manual lagi maksudnya). hehehe
konfigurasi basic & utama terletak pada file /etc/rc.conf. (mirip dengan freebsd)
urutan execution daemon juga disetting dengan mudah disini.
suatu sentralisasi file konfigurasi yang baik, terutama untuk memanage daemon yang dieksekusi saat booting.

mengenai performance, ngak usah ragu. CEPAT.
kompresi file, untar, loading program, semuanya berlangsung tanpa waktu tunggu yang lama (terutama loading software). memakai KDE serasa terbang, sangat responsive. (KDE-nya harus didownload dulu yah…)

tentu saja jika ingin install program lainnya, harus download dari repo.
sekali lagi yang menarik, anda akan punya dua pilihan: mo install paket2 binary (menggunakan pacman), atau compile dari sourcenya (menggunakan ABS). jangan khawatir, keduanya otomatis kok.
untuk opsi “compile dari source”, kita bisa edit file PKGBUILD tempat parameter untuk mengenerate package.
memang, ngak setiap download URL adalah valid, karena itulah file PKGBUILD perlu diedit atau di update dari internet.

dengan system pemaketan seperti ini, dimungkinkan adanya RSU (rolling software update).
artinya, kita bisa mengupgrade system tanpa harus menunggu si creator distro merelease CD ISO yang baru. artinya, jika tahun depan archlinux mengeluarkan file ISO/CD paket yang lebih baru, saya ngak perlu download.
karena system saya akan selalu memakai the latest version.
update keseluruhan system juga dimungkinkan hanya dengan 1 command.

sekian komentar pribadi saya tentang archlinux:
saya puas dengan performance archlinux.
buat temen2 lain, selamat mencoba.

ohya, archlinux juga ada downsidenya: yaitu karena archlinux selalu menggunakan the latest version of the softwares.
disatu sisi bagus karena kita pengen nyoba software release terakhir.
disisi lain, ini juga ngak bagus karena kita ngak tau itu software tersebut stable atau tidak. sehingga untuk aplikasi yang mission-critical seperti telco, banking, dll pada organisasi tersebut masih menggunakan distro yang telah melewati testing yang ketat. misal redhat enterprise, suse enterprise, solaris, AIX, HP-UX, dll.